Rabu, 16 September 2015

Chapter 1 : How Can I Be

     Berjalan di tengah keramaian pasar, menelusuri setiap toko hanya untuk mengemis. Kehidupan ibu dan anak ini sangat mengenaskan. Membuat hati seorang remaja tersentuh bahkan ingin menangis... Setiap pulang sekolah Mora ke pasar hanya untuk memberi santunan pada keduanya, terkadang juga terlibat percakapan yang sama dengan ibu itu. Dan Aurum, anak dari wanita itu , sangat dekat dengan Mora...
     Ya. Mora terlahir dari keluarga berada, namun tak pernah merasakan kehangatan dari "keluarga" itu sendiri... Sejak bertemu ibu dan anak itu, Mora tersadar bahwa arti "keluarga" itu tidak harus tinggal di istana, bahkan tak harus memiliki anggota keluarga yang lengkap. Ibu dan anak itu kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya.
     "Tante, ini, aku bawa Martabak Bandung. Pasti Aurum suka.."
     "Horeee.. Kak Mora datang..." Aurum memeluk manja Mora.
     Mora pun memeluk "malaikat kecil" itu. Mencium pipinya, bahkan menggendongnya. Terkadang Mora mentraktir keduanya makan di restoran dan memberi baju yang bagus untuk keduanya. Hanya satu yang belum bisa dilakukan untuk "keluarga baru" nya. Memberi tempat tinggal yang layak. Ia sudah membujuk kedua orangtuanya untuk membantu mereka, tapi orangtuanya sangat kikir. Salah satu sifat yang paling dibenci dan berlawanan dengannya.
     Suatu ketika, Aurum mengetuk pintu mobil Mora.
     "Kakak...!!! Tolong...!!! Tolong Mamaku...!!!"
     Tanpa ba bi bu Mora langsung membawa Sheila (ibunya Aurum) masuk ke dalam mobil. Keadaan Sheila sangat parah, berlumur darah. Mora membawanya ke RS terdekat. Begitu sampai ke ruang UGD... Sheila meminta Mora masuk ke ruangan itu karena ada yang ingin disampaikannya.
     "Nona, Nyonya Sheila memanggil anda."
     "Baiklah!"Mora memasuki ruangan UGD .
     "Mora..." Dengan sisa nafasnya Sheila memanggilnya
     "Tante! Bertahanlah!"
     "Tolong jaga Aurum... Dia harta ku satu satunya..."
     "Jangan ngomong gitu, Tante! Tante pasti sembuh!"
     "Sudah terlambat... Jaga dia baik baik... Aku sayang dia ... Dan aku... me..nya..ya..ngi..mu.."
     Tuhan berkehendak lain. Sheila meninggal dunia. Kepergiannya ditangisi oleh Aurum yang masih berusia 5 tahun. Namun Mora memeluk Aurum tanpa setetes pun air mata keluar dimatanya.
     "Kakak pasti menjagamu, Sayang... Kakak pasti melindungimu..."
                                                          ***BERSAMBUNG***